Kamis, 22 Desember 2011

PENYAMAKAN KULIT


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Industri Penyamakan Kulit
            Menurut Dirjen industri aneka (1955) Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi. Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang didorong perkembangannya sebagai penghasil devisa non migas.( Zaenab, 2008)
2.1.1    Proses Penyamakan Kulit
            Industri penyamatan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah (hides atau skins) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak. Pada proses penyamakan, semua bagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan reaksi dengan zat penyamak. Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit mentah dalam sifat organoleptis, fisis, maupun kimiawi.( Zaenab, 2008)
            Kulit  terbentuk  dari  reaksi  serat  kalogen di dalam kulit hewan dan tannin, krom, tawas atau zat penyamak lain. Pada dasarnya untuk mengubah kulit hewan digunakan dua proses yaitu proses rumah-balok, kulit hewan dibersihkan dan disiapkan untuk operasi penyamakan. Pertama-tama, kulit direndam dalam air untuk menghilangkan kotoran, darah, garam dan pupuk. Kemudian kulit dibersihkan dengn mesin atau tangan untuk menghilangkan sisa-sisa daging yang ada. Penghilangan bulu dilakukan secara kimiadengan tangan dan atau mesin. Bubur kapur tohor digunakan untuk melepaskan bulu, kemudian apabila bulu itu akan digunakan dapat dilarutkan dengan natrium sulfida. Langkah pertama dalam proses penyamakan adalah perpendaman kulit hewan dalam larutan garam ammonia dan enzim.Semua kulit hewan untuk penyamaan krom harus mengalami pengasaman. Pengasaman membuat kulit hewan bersifat asam dengan menggunakan asam sulfat dan natrium chlorida. Penyamakan itu sendiri dilakukan di dalam tong yang berisi tannin nabati (kulit pohon, kayu, buah atau akar), atau campuran kimi yang mengandung krom sulfat. ( Santi, 2004)
Pemucatan, pemberian warna coklat, cairan lemak dan pewarnaan digunakan untuk kulit khusus. Langkah-langkah akhir seperti pengeringan, perentangan dan penekanan kulit adalah proses kering dan tidak menghasilkan limbah cair.( Santi,2004)
Untuk mengantisipasi ini semua, perlu dilaksanakan pengelolaan limbah industri penyamakan kulit berupa pengendalian dan pengolahannya, mulai dari input bahan baku, bahan pembantu, proses, penanganan produk akhir dan ujung akhir proses, serta usaha-usaha untuk meminimasi limbah.( Santi, 2004 )
2.1.2    Karakteristik Limbah Industri penyamakan Kulit
Perkembangan industri saat ini telah memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia.
Namun di lain pihak, hal tersebut memberikan dampak terhadap lingkungan akibat buangan industri dalam pengembangan industri, berupa buangan air limbah ke permukaan badan air seperti sungai. Industri penyamakan kulit merupakan salah satu contoh industri yang berbahaya karena menghasilkan sejumlah limbah, baik berupa padatan maupun cairan yang keduanya menimbulkan dampak pencemaran bagi lingkungan. Limbah cair atau bahan pencemar yang dihasilkan industri penyamakan kulit antara lain krom total (Cr), TSS, Amoniak, Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demands (BOD) (Bapedal :368)
Biological Oxygen Demands (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis, adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organic yang ada di dalam air lingkungan tersebut (Wardhana, 1995). Biological Oxygen Demands (BOD) memegang peranan sangat penting untuk mengetahui kualitas perairan karena semakin tinggi kadar Biological Oxygen Demands (BOD) di suatu perairan maka tingkat kualitas perairan tersebut semakin jelek (Salmin,2005). Standar baku mutu BOD adalah 75 mg/lt. ( SK Gubernur No. 45 Tahun 2002 )
COD adalah kebutuhan oksigen dalam proses oksidas secra kimia. Nilai COD akan selalu lebih besar daripada BOD karena kebanyakan senyawa lebih mudah terosidasi secra kimia daripada secara biologi. ( Sakti  A. Siregar, 2005) Standar baku mutu COD adalah 180 mg/lt.( SK Gubernur No. 45 Tahun 2002 ).
pH menyatakan intensitas kemasaman atau alkalinitas dari suatu cairan encer, dan mewakili konsentrasi hydrogen ionnya. PH tidak mengukur seluruh kemasaman atau seluruh alkalinitas ; suatu metode titrasi ( penurunan kadar ) yang dibutuhkan untuk memperkirakan jumlah yang sebenarnya daripada keasaman atau alkali yang ada. ( U.N. Mahida :36 )
TSS (Total Suspended Solid) adalah suatu endapan yang dapat disaring (filtrable residu) dan dapat membentuk suatu sludge blanket yang terdiri-dari bahan-bahan organik. Standar baku mutu TSS adalah 60 mg/lt. ( SK Gubernur No. 45 Tahun 2002 )
H2S adalah rumus kimia dari gas Hidrogen Sulfida yang terbentuk dari 2
unsur Hidrogen dan 1 unsur Sulfur. Satuan ukur gas H2S adalah PPM ( part
per milion ). Gas H2S disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang
atau uap bau. Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri
. Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain :
tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada
konsentrasi rendah sehingga sering disebut sebagai gas telur busuk.
dan merupakan jenis gas beracun.( Anonim, 2011)
Krom yang biasa digunakan untuk penyamak adalah bentuk kromium sulphat basa. Basisitas dari garam krom dalam larutan menunjukkan berapa banyak total velensi kroom diikat oleh hidriksil sangat penting dalam penyamakan kulit.( Anonim,2011)
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Amoniak dalam air amat beracun bagi ikan , udang dan binatang air lainnya.(Anonim,2011) Standar baku mutu yang mengatur besar kandungan Ammonia yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan adalah sebesar 10 mg/l.( SK Gubernur No. 45 Tahun 2002 ).
Meburut Muljono (1974) terdapat berbagai bahan kimia yang digunakan dalam tiap tahapan proses penyamakan yang dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1. Karakteristik Limbah  Cair Pada Tiap Proses Penyamakan Kulit
No
Proses
Bahan
Karakteristik Limbah Cair
1
Perendaman
Air, Sodium Hiplokorida
Mengandung Sodium Hiplokorida
2
Penghilangan kapur
Enzim, Garam Ammonium
Bersifat basa, limbah gas amonia
3
Pencucian
Air
Bersifat basa
4
Pengasaman
Air, Asam sulfur. Sodium
Bersifat asam
5
Proses krom
Krom dioksida, sodium klorida, sodium bikarbonat
Bersifat asam. Mengandung krom trivalen
6
Pemutihan
Air, Natrium karbonat. Asam sulfat
Bersifat asam
Berlanjut
Lanjutan
7.
Pencucian
Air
Bersifat asam, mengandung krom
8.
Fat liquoring
Minyak
Mengandung minyak
9.
Pemucatan
Bahan pemucat
Mengandung zat pemucat
Sumber :Amina,dkk (2011) dalam Muljono (1974 )
Menurut G N Pandey & G C Carney (1989) karakteristik limbah industri penyamakan kulit dari berbagai proses penyamakan kulit dan dari berbagai proses tanning, dapat dilihat pada tabel 2.2 dan tabel 2.3
Tabel 2.2
Karakteristik Limbah dari berbagai operasi

Parameter
Section
Soaking
Liming
Deliming
Penyamakan nabati
Piclikng
Chrome Tanning
Colouring & finishning
Ph
7.5-8.0
10.0-12.5
3.0-9.0
5.0-6.8
2.9-4.0
2.6-3.2
7.4
Total solids, mg/l
8000-28000
16000-45000
1200-12000
8000-50000
16000-45000
2400-12000
2300


Suspended solids, mg/l
2500-4000
4500-6500
200-1200
5000-20000
600-6000
300-1000
800
Berlanjut

Lanjutan
Chlorides, mg/l
15000-20000
-
-
-
-
-
94
BOD, mg/l
1100-2500
6000-9000
1000-2000
6000-12000
600-22000
800-1200
1800

Tabel 2.3
Karakteristik Limbah dari berbagai Proses Tanning

Parameter
Jenis Penyamakan ( tanning )
Penyamakan Nabati
Penyamakan kombinasi
Finishing Unit
PH
5.5-11.5
7.5-10.0
5.8
TDS, mg/l
1680-26520
9000-20000
4400
SS, mg/l
160-6200
1250-6000
800
Chorida ( Cl ), mg/l
600-7100
1900-26200
600
Sulfida(H2S),mg/l
80-2020
-
2040
Krom
Nil
-
-
Total solids
Nil
125-200
20
BOD, mg/l
400-4200
2000-3000
900
COD, mg/l
1000-10300
5100-7200
2760
( G N Pandey & G C Carney, 1989 )
Komponen- komponen yang terdapat pada limbah cair tesebut rata- rata tinggi dan akan terus terakumulasi bila dibuang begitu saja. Menurut   BAPEDAL (1996), bahan kimia yang digunakan dalam industri penyamakan kulit yang termasuk bahan berbahaya adalah : bahan korosif, bahan beracun, oksidator, dan cairan mudah terbakar. Apabila bahan tersebut terbawa bersama air buangan, akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.
2.1.3    Proses Pengolahan Limbah Cair Penyamakan Kulit
         Aliran limbah kadang perlu diolah sendiri-sendiri sesuai dengan karakteristiknya, untuk mengurangi konsentrasi beberapa zat pencemar dalam  limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi. Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan, melarutkannya kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan. Proses pengolahan primer lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk mengurangi BOD dan memperoreh padatan kembali. Pengolahan secara kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD. Sistem pengolahan secara biologi bekerja efektif. Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem parit oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan. Danau  (anaerob dan aerob) merupakan sistem yang murah dan efektif, apabila dirancang dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah tersedia. Apabila diperlukan, dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen yang tinggi.( Devi Nuraini Santi, 2004 )
Untuk meminimalisasi jumlah limbah yang diolah dan disain IPAL, pemilahan terhadap limbah yang tidak mengandung polutan sangat diperlukan. Disamping itu juga dihindari terjadinya pengenceran limbah oleh air hujan selama di saluran menuju IPAL. Sistem Pengolahan air limbah ( IPAL ) industri kulit meliputi beberapa proses. Proses tersebut meliputi pemisahan, penampungan, equalisasi, koagulasi-flokulasi, sedimentasi 1,proses lumpur aktif, sedimentasi 2, dan filtrasi.( Anonim, 2011)
langkah pertama dilakukan pemisahan atau pengelompokan limbah dari sumber yang mempunyai karakteristik berdekatan untuk pre treatment. Limbah di alirkan menuju sumur pengumpul, di ujung depan saluran ini di pasang screen yang berfungsi untuk menahan limbah padat, diharapkan agar limbah padat tidak mengganggu proses pengolahan limbah selanjutnya. Dari sumur pengumpul, limbah di alirkan menuju bak equalisasi, bak equalisasi berfungsi untuk menstabilkan karakteristik limbah yang akan diproses. Di dalam proses ini diharapkan limbah akan mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda. Yaitu limbah yang kaya akan bahan organik.( Anonim, 2011)
            Dari bak equalisasi limbah di proses kimia ( koagulasi-flokulasi) untuk pembentukan flok-flok, diharapkan dari proses ini air limbah dapat membentuk flok-flok yang kemudian diendapkan secara fisika di bak sedimentasi 1. Pengendapan ini bertujuan agar padatan dan suspended solid yang ada dalam limbah terpisahkan secara sempurna. Padatan yang terkumpul di bak sedimentasi 1 di pompa untuk dipadatkan dan dikeringkan, sedangkan cairan yang berada dibagian atasnya di alirkan menuju proses biologis.(Anonim, 2011)
            Proses biologis ini menggunakan proses lumpur aktif, yang bertujuan untuk mengubah buangan organik, menjadi bentuk anorganik yang lebih stabil dimana bahan organik yang lebih terlarut yang tersisa setelah sedimentasi 1  dimetabolisme oleh mikroorganisme menjadi CO2 dan H2O, sedang fraksi terbesar diubah menjadi bentuk anorganik yang dapat dipisahkan dari air buangan dengan sedimentasi 2. Setelah proses lumpur aktif selesai, maka lumpur dipisahkan secara fisika denga sedimentasi ke 2. Untuk meningkatkan kualitas airnya, air limbah dari bak sedimentasi 2 dialirkan menuju proses filtrasi. Air limbah yang telah memenuhi baku mutu lingkungan dapat dibuang ke badan air. ( Anonim, 2011)
2.1.4   Baku Mutu Limbah Penyamakan Kulit
Air limbah yang dihasilkan oleh proses industri memiliki beberapa indikator yang perlu diuji kadarnya. Menurut surat keputusan Gubernur Jawa Timur  no. 45 tahun 2002 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau kegiatan Industri lainnya di Jawa Timur , parameter – parameter air limbah yang diperiksa untuk Industri penyamakan kulit adalah sebagai berikut :
a.       BOD5 ( Biochemical Oxygen Demand )
b.      COD ( Chemical Oxygen Demand )
c.       TSS ( Total Suspended Solid )
d.      Crom Total
e.       Minyak dan Lemak
f.       NH3 – N
g.      Sulfida sebagai H2S
Adapun baku mutu limbah cair untuk industri penyamakan untuk volume air limbah maksimum persatuan bahan baku = 50 m3 / ton bahan baku kulit kering proses lengkap, 30 m3 / ton bahan baku kulit kering proses sampai wet blue, 20 m3 / ton bahan baku kulit wet blue sampai produk jadi adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4. Baku Mutu Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit.

Parameter
Kadar Maksimum ( mg / lt )
Proses lengkap
Sampai wet
Blue
Bahan Baku Wet Blue
BOD5
100
100
75
COD
250
250
200
CromTotal
0,5
0,5
0,3
Minyak & Lemak
5
5
3
NH3 – N
10
10
5
Sulfida
 ( sbg H2S )
0,80
0,80
0,50
                 Sumber : SK . Gubernur Jatim No.45 tahun 2002

2 komentar:

  1. artikel nya sangat membantu, kebutulan kami juga membahas mengenai pengolahan air limbah atau Ipal Rumah Sakit, dan kami merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultan ipal, hubungi kami disini

    BalasHapus
  2. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,

    (Tommy.k)

    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com

    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover

    BalasHapus